Sejarah dan Pengaruh Emas dari Dulu Hingga Kini
Halooo!Sekarang kita telah mengenal seluruh bentuk investasi emas yang umum ada di pasaran.
Pertanyaan-pertanyaannya sekarang adalah… Mengapa emas?
Apa arti seonggok logam emas tersebut? Mengapa begitu berharga?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita harus melihat sejarah emas.
Dahulu orang menggunakan sistem barter.
Seiiring waktu orang mulai menggunakan logam emas sebagai alat pertukaran. Emas dan perak adalah uang pada jaman dahulu kala.
Dimana emas dianggap bernilai dan diakui sebagai alat tukar transaksi.
Dikarenakan kurang praktis, orang mulai mempercayakan emas di bank. Dimana Bank mengeluarkan kertas dengan perjanjian dan diakui sebagai medium pengambilan emas. Lama kelamaan orang mulai menggunakan kertas ini dikarenakan lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana.
Bahkan 35 US Dollar pada tahun 1934 setara dengan satu troy ounce emas.
Perang dunia mengakibatkan instabilitas ekonomi dan politik. Untuk mengatasi situasi ekonomi yang tidak stabil, Negara sekutu mengadakan perjanjian Bretton Woods pada tahun 1944. Dimana dalam perjanjian tersebut, nilai dollar akan dipatok emas. Sementara mata uang negara-negara lain akan dipatok ke US Dollar. Jadi hanya US Dollar yang mengacu pada emas.
Pada tahun 1971 perjanjian Bretton Woods secara sepihak diakhiri oleh Amerika Serikat. Pada masa ini US Dollar menjadi mata uang fiat dan berlakunya sistem nilai tukar mengambang (floating rate).
Kita yang telah terbiasa menggunakan uang kertas sebagai alat pertukaran kadang melupakan arti dari nilai alat tukar itu sendiri.
Kertas hanyalah kertas. Logam hanyalah logam.
Apapun alat pembayaran itu, selama diakui sah oleh kedua belah pihak, maka terjadilah pertukaran. Tidak peduli alat pertukaran atau pembayaran yang digunakan.
Pelajaran moral-nya adalah… Jaman dahulu kala kita menggunakan emas sebagai alat pertukaran. Hingga jaman kini pun juga emas berharga karena kita masih melihat emas dapat digunakan sebagai alat pertukaran.
Kalau ada yang merasa emas tidak berharga, saya dengan senang hati menerima. Hahaha… :p
Salam,
